2.1
Klasifikasi
Karbohidrat
Berbagai
senyawa yang termasuk kelompok karbohidrat mempunyai molekul yang berbeda-beda
ukurannya, yaitu dari senyawa yang sederhana yang memiliki berat molekul 90
hingga senyawa yang mempunyai berat molekul 500.000 bahkan ebih. Dari rumus
umum karbohidrat, dapat diketahui bahwa senyawa ini adalah suatu polimer yang
tersusun atas monomer-monomer. Berdasarkan monomer yang menyusunnya,
karbohidrat dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu:
1. Monosakarida
Monosakarida adalah karbohidrat
paling sederhana yang tidak dapat dihidrolisis menjadi karbohidrat lain. Bentuk
ini dibedakan kembali menurut jumlah atom C yang dimiliki dan sebagai aldosa
atau ketosa. Monosakarida yang terpenting adalah glukosa, galaktosa, dan
fruktosa. Monosakarida yang paling sederhana ialah gliseraldehida dan
dihidroksiaseton. Gliseraldehida/gliserosa dapat disebut aldotriosa karena
terdiri atas tiga atom karbon dan mempunyai gugus aldehida. Dihidroksiaseton
dinamakan ketotriosa karena terdiri atas tiga atom karbon dan mempunyai gugus
keton. Monosakarida yang terdiri atas empat atom karbon disebut tetrosa dengan
rumus C4H8O4. Eritrosa adalah contoh aldotetrosa dan eritrulosa adalah suatu
ketotetrosa. Pentosa ialah monosakarida yang mempunyai lima atom karbon. Contoh
pentosa ialah ribosa dan ribulosa. Dilihat dari rumusnya kita dapat mengetahui
bahwa ribosa adalah suatu aldopentosa, sedangkan ribolosa adalah suatu
ketopentosa. Pentosa dan heksosa (C6H12O6) merupakan monosakarida yang penting
dalam kehidupan. Contoh lain tercantum
dalam tabel 1.1
Tabel 1.1 klasifikasi monosakarida
yang penting.
Monosakarida
|
Rumus
Molekul
|
aldosa
|
ketosa
|
Triosa
|
C3H6O3
|
Gliserosa
|
Dihidroksi aseton
|
Tetrosa
|
C4H8O4
|
Eritrosa
|
Eritrulosa
|
Pentosa
|
C5H10O5
|
Ribosa
|
Ribulosa
|
Heksosa
|
C6H12O6
|
Glukosa
|
Fruktosa
|
Berikut ini adalah uraian mengenai
monosakarida yang penting dalam kehidupan, yaitu:
a) Glukosa
Glukosa adalah suatu aldoheksosa
dan sering disebut dekstrosa karena mempunyai sifat dapat dapat memutar cahaya
terpolarisasi ke arah kanan. Di alam, glukosa terdapat dalam buah-buahan dan
madu lebah. Darah manusia normal mengandung glukosa dalam jumlah atau
konsentrasi yang tetap, yaitu antara 70-100 mg
tiap 100 ml darah. Glukosa darah ini dapat bertambah setelah kita
mengkomsumsi makanan yang mengandung karbohidrat, namun kira-kira 2 jam setelah
itu, jumlah glukosa darah akan kembali pada keadaan semula. Pada orang yang
menderita diabetes mellitus atau kencing manis, jumlah glukosa darah lebih
besar dari 130 mg per 100 ml darah. Di alam, glukosa dihasilkan dari reaksi
antara karbondioksida dan air dengan bantuan sinar matahari dan klorofil dalam
daun. Proses ini disebut fotosintesis dan glukosa yang terbentuk terus
digunakan untuk pembentukan amilum atau selulosa.
Sinar matahari
6CO2 + 6H2O C6H12O6
+ 6O2
Klorofil
Amilum terbentuk dari glukosa
dengan jalan penggabungan moleku-molekul glukosa yang membentuk rantai lurus
maupun bercabang dengan melepaskan molekul air.
C6H12O6
(C6H10O5)n + nH2O
glukosa
amilum
( n=
bilangan yang besar)
Dalam dunia perdagangan dikenal
sirup glukosa, yaitu suatu larutan glukosa yang sangat pekat, sehingga
mempunyai viskositas atau kekentalan yang tinggi. Sirup glukosa ini diperoleh
dari amilum melalui proses hidrolisis dengan asam.
b) Fruktosa
Madu lebah selain glukosa juga
mengandung fruktosa. Fruktosa adalah suatu ketoheksosa yang mempunyai sifat
memutar cahaya terpolarisasi ke kiri dan karenanya disebut juga levulosa. Pada
umumnya monosakarida dan disakarida mempunyai rasa manis.
Fruktosa mempunya rasa lebih manis
dari pada glukosa, juga lebih manis dari pada gula tebu atau sukrosa. Fruktosa
dapat dibedakan dari glukosa dengan pereaksi seliwanoff, yaitu larutan
resorsinol (1,3 dihidroksi-benzena) dalam asam HCL. Dengan pereaksi ini
mula-mula fruktosa diubah menjadi hidroksimetilfurfural yang selanjutnya
bereaksi dengan resorsinol membentuk senyawa yang berwarna merah. Pereaksi
seliwanoff ini khas untuk menunjukkan adanya ketosa. Fruktosa berkaitan dengan glukosa membentuk
sukrosa, yaitu gula yang biasa digunakan sehari-hari sebagai pemanis, dan
berasal dari tebu atau bit.
c) Galaktosa
Monosakarida
ini jarang terdapat dialam bebas. Umumnya berikatan dengan glukosa dalam bentuk
laktosa, yaitu gula yang terdapat dalam susu. Galaktosa mempunyai rasa kurang
manis dari pada glukosa dan kurang larut dalam air. Galaktosa mempunyai sifat
memutar bidang cahaya terpolarisasi ke kanan.
Pada
proses oksidasi oleh asam nitrat pekat dan dalam keadaan panas galaktosa
menghasilkan asam musat yang kurang larut dalam air bila dibandingkan dengan
asam sakarat yang dihasilkan oleh oksidasi glukosa. Pembentukkan asam musat ini
dapat dijadikan cara identifikasi galaktosa, karena kristal asam musat mudah
dimurnikan dan diketahui bentuk kristal maupun titik leburnya.
d) Pentosa
Beberapa pentosa yang penting ialah
arabinosa, xilosa, ribosa dan 2-deoksiribosa. Keempat pentosa ini ialah
aldopentosa dan tidak terdapat di alam bebas. Arabinosa diperoleh dari gom arap
dengan jalan hidrolisis, sedangkan xilosa diperoleh dari proses hidrolisis
terhadap jerami atau kayu. Xilosa terdapat pada urine seseorang yang disebabkan
oleh suatu kelainan pada metabolisme karbohidrat. Kondisi seseorang seperti itu
dinamakan pentosuria. Ribosa dan deoksiribosa merupakan komponen dari molekul
asam nukleat dan dapat diperoleh dengan cara hidrolisis. Dari rumusnya tampak
bahwa deoksiribosa kekurangan satu atom oksigen dibanding dengan ribosa.
2. Oligosakarida
Oligosakarida adalah karbohidrat
yang terdiri dari dua sampai sepuluh satuan monosakarida. Oligosakarida yang
banyak terdapat di alam adalah disakarida, yang terdiri atas dua satuan
monosakarida dan dapat dihidrolisis menjadi monosakarida. Contoh: sukrosa,
maltosa, dan laktosa. Oligasakarida yang lain adalah trisakarida yaitu terdir
dari 3 molekul monosakarida dan tetrasakarida yang terbentuk dari empat molekul
monosakarida. Berikut ini adalah ulasan mengeni beberapa oligosakarida.
a) Sukrosa
Sukrosa ialah gula yang kita kenal
sehari-hari, baik yang berasal dari tebu maupun dari bit. Selain pada tebu dan
bit, sukrosa terdapat pula pada tumbuhan lain, misalnya dalam buah nanas dan
dalam wortel. Dengan hidrolisis sukrosa akan terpecah dan menghasilkan glukosa
dan fruktosa.
Pada molekul sukrosa terdapat
ikatan antara molekul glukosa dan fruktosa, yaitu antara atom karbon nomor 1
pada glukosa dengan atom karbon nomor 2 pada fruktosa melalui atom oksigen.
Kedua atom karbon tersebut adalah atom karbon yang memiliki gugus –OH
glikosidik. Dengan demikian sukrosa tidak mempunyai sifat dapat mereduksi
ion-ion Cu++ atau Ag++ dan juga tidak membentuk osazon.
Sukrosa mempunyai sifat memutar
cahaya terpolarisasi ke kanan. Hasil yang diperoleh dari reaksi hidrolisis
ialah glukosa dan fruktosa dalam jumlah yang ekuimolekular. Glukosa memutar
cahaya terpolarisasi ke kanan, sedangkan fruktosa ke kiri. Oleh karena fruktosa
mempunyai rotasi spesifik lebih besar daripada glukosa, maka campuran glukosa
dan fruktosa sebagai hasil hidrolisis itu memutar ke kiri. Dengan demikian pada
proses hidrolisis ini terjadi perubahan sudut putar, mula-mula ke kanan menjadi
ke kiri, dan oleh karenanya proses ini disebut juga inversi. Hasil hidrolisis
sukrosa yaitu campuran glukosa dan fruktosa disebut gula invert. Madu lebah
sebagian besar terdiri dari gula invert, dengan demikian madu mempunyai rasa
lebih manis dari pada gula. Apabila kita makan makanan yang mengandung gula,
maka dalam usus halus sukrosa akan diubah menjadi glukosa dan fruktosa dengan
bantuan enzim sukrase atau invertase. Enzim ialah suatu jenis protein yang
berperan sebagai katalis pada reaksi kimia yang terjadi dalam tubuh kita,
karenanya enzim dinamakan biokatalis.
b) Laktosa
Dengan hidrolisis laktosa akan
menghasilkan D-galaktosa dan D- glukosa, karena itu laktosa adalah suatu
disakarida. Ikatan galaktosa dan glukosa terjadi antara atom karbon nomor 1
pada galaktosa dan atom karbon nomor 4 pada glukosa. Oleh karenanya molekul
laktosa masih mempunyai gugus –OH glikosidik. Dengan demikian laktosa mempunyai
sifat mereduksi dan mutarotasi. Biasanya
laktosa mengkristal dalam bentuk α. Dalam susu terdapat laktosa yang sering
disebut gula susu. Pada wanita yang sedang dalam masa laktasi atau masa menyusui,
laktosa kadang-kadang terdapat dalam urine dengan konsentrasi yang sangat
rendah. Dibandingkan dengan glukosa, laktosa mempunyai rasa yang kurang manis.
Apabila laktosa dihidrolisis kemudian dipanaskan dengan asam nitrat akan
terbentuk asam musat.
c) Maltosa
Maltosa adalah suatu disakarida
yang terbentuk dari dua molekul glukosa. Ikatan yang terjadi ialah antara atom
karbon nomor satu dan atom karbon nomor 4, oleh karenanya maltosa masih
mempunyai gugus –OH glikosidik dan dengan demikian masih mempunyai sifat
mereduksi. Maltosa merupakan hasil antara proses hidrolisis amilum dengan asam
maupun dengan enzim.
Telah diketahui bahwa hidrolisis
amilum akan memberikan hasil akhir berupa glukosa. Dalam tubuh kita amilum
mengalami hidrolisis menjadi maltosa
oleh enzim amilase. Maltosa ini kemudian diuraikan oleh enzim maltase
menjadi glukosa yang kemudian digunakan oleh tubuh.
Maltosa mudah larut dalam air dan mempunyai rasa lebih manis dari pada
laktosa, tetapi kurang manis dari sukrosa
Urutan rasa manis pada beberapa mono dan disakarida
dapat dilihat pada gambar berikut ini.
fruktosa
gula invert
sukrosa
glukosa
xilosa
maltosa
galaktosa
laktosa
Gambar 2.1 Tingkat rasa manis beberapa
jenis karbohidrat.
d) Rafinosa
Rafinosa adalah suatu trisakarida
yang penting yang terdiri atas tiga molekul monosakarida yang berikatan, yaitu
galaktosa-glukosa-fruktosa. Atom karbon 1 pada galaktosa berikatan dengan atom
karbon 6 pada glukosa, selanjutnya atom karbon 1 pada glukosa berikatan dengan
atom karbon 2 pada fruktosa. Apabila dihidrolisis sempurna, rafinosa akan
menghasilkan galaktosa, glukosa dan fruktosa. Pada kondisi tertentu hidrolisis
rafinosa akan memberikan hasil-hasil tertentu pula. Hidrolisis dengan asam
lemah atau pada konsentrasi H+ rendah, akan menghasilkan melibiosa dan
fruktosa. Hasil yang sama seperti ini juga dapat diperoleh melalui hidrolisis
dengan bantuan enzim sukrase. Disamping itu hidrolisis dengan bantuan enzim
maltase akan memberikan hasil galaktosa dan sukrosa. Hasil hidrolisis sempurna
juga dapat diperoleh apabil dalam reaksi ini digunakan dua jenis enzim, yaitu
sukrase dan melibiase. Melibiase akan menguraikan melibiosa menjadi galaktosa
dan glukosa.
H+
Galaktosa-glukosa-fruktosa galaktosa-glukosa + fruktosa
(rafinosa) H2O (melibiosa)
H2O
Rafinosa melibiosa + fruktosa
sukrase
H2O
Rafinosa Galaktosa + sukrosa
Maltase
Pada kenyataannya rafinosa tidak
mempunyai sifat mereduksi. Hal ini disebabkan karena dalam molekul rafinosa
tidak terdapat gugus –OH glikosidik. Gugus –OH glikosidik pada galaktosa tidak
ada sebab atom karbon 1 pada galaktosa mengikat atom karbon 6 pada glukosa.
Demikian pula gugus –OH glikosidik pada glukosa dan fruktosa tidak ada, karena
kedua monosakarida ini berikatan justru pada atom karbon 1 (glukosa) dan atom
karbon 2 (fruktosa).
Rafinosa terdapat dalam bit dan
tepung biji kapas mengandung kira-kira 8%. Trisakarida ini tidak digunakan oleh
manusia sebagai sumber karbohidrat.
e) Stakiosa
Stakiosa adalah suatu
tetrasakarida. Dengan jalan hidrolisis sempurna, stakiosa menghasilkan 2
molekul galaktosa, 1 molekul glukosa dan 1 molekul frutosa. Pada hidrolisis
parsial dapat dihasilkan fruktosa dan manotriosa suatu trisakarida. Stakiosa tidak
mempunyai sifat mereduksi.
Galaktosa-galaktosa-glukosa-fruktosa
galaktosa-galaktosa-glukosa + fruktosa
(stakiosa)
(manotriosa)
3. Polisakarida
Polisakarida adalah karbohidrat
yang tersusun lebih dari sepuluh satuan monosakarida dan dapat berantai lurus
atau bercabang. Polisakarida dapat dihidrolisis oleh asam atau enzim tertentu
yang kerjanya spesifik. Hidrolisis sebagian polisakarida menghasilkan
oligosakarida dan dapat digunakan untuk menentukan struktur molekul
polisakarida. Beberapa polisakarida yang penting, yaitu: amilum, glikogen,
dekstrin, dan selulosa. Pada umumnya polisakarida mempunyai molekul besar dan
lebih kompleks dari pada mono dan oligosakarida. Molekul polisakarida terdiri
atas banyak molekul monosakarida. Polisakarida yang terdiri atas satu macam
monosakarida saja disebut homopolisakarida, sedangkan yang mengandung senyawa
lain disebut heterosakarida. Umumnya polisakarida berupa senyawa berwarna putih
dan tidak berbentuk kristal, tidak mempunyai rasa manis dan tidak mempunyai
sifat mereduksi. Berat molekul polisakarida bervariasi dari beberapa ribu
hingga lebih dari satu juta. Polisakarida yang dapat larut dalam air akan
membentuk larutan koloid. Berikut ini adalah uraian mengenai beberapa
polisakarida yang penting dalam kehidupan sehari-hari diantaranya adalah:
a. Amilum
Polisakarida ini banyak
terdapat di alam bebas, yaitu banyak terdapat pada sebagian besar tumbuhan.
Amilum atau dalam bahasa sehari-hari disebut pati yang banyak terdapat pada
umbi, daun, batang, dan biji-bijian. Batang pohon sagu mengandung pati yang
setelah dikeluarkan dapat dijadikan bahan makanan bagi masyarakat maluku. Umbi
yang terdapat pada ubi jalar atau akar pada ketela pohon atau singkong
mengandung pati yang cukup banyak, sebab ketela pohon tersebut selain dapat
digunakan sebagai makanan sumber karbohidrat, juga digunakan sebagai bahan baku
dalam pembuatan tapioka.
Butir-butir pati
apabila diamati dengan menggunakan mikroskop, ternyata berbeda-beda bentuknya,
tergantung tumbuhan apa pati tersebut diperoleh. Bentuk butir pati yang berasal
dari kentang berbeda dengan yang berasal dari terigu atau beras. Amilum terdiri
atas dua macam polisakarida yang kedua-duanya adalah polimer dari glukosa,
yaitu amilosa (kira-kira 20%-28%) dan sisanya amilopektin. Amilosa terdiri atas
250-300 unit D-glukosa yang terikat dengan ikatan α 1,4-glikosidik, jadi
molekulnya merupakan rantai terbuka. Amilopektin juga terdiri atas molekul
D-glukosa yang sebagian besar mempunyai
ikatan 1,4-glikosidik dan sebagian lagi ikatan 1,6-glikosidik. Adanya ikatan
1,6-glikosidik ini menyebabkan terjadinya cabang, sehingga molekul amilopektin
berbentuk rantai terbuka dan bercabang. Molekul amilopektin lebih besar
daripada molekul amilosa karena terdiri atas lebih dari 1.000 unit glukosa.
Butir-butir pati tidak larut dalam air dingin tetapi apabila suspensi dalam air
dipanaskan, akan terjadi suatu larutan koloid yang kental. Larutan koloid ini
apabila diberi larutan iodium akan berwarna biru. Warna biru tersebut
disebabkan oleh molekul amilosa yang membentuk senyawa. Amilopektin dengan
iodium akan memberikan warna ungu atau merah lembayung.
Amilum dapat dihidrolisis
sempurna dengan menggunakan asam sehingga menghasilkan glukosa. Hidrolisis juga
dapat dilakukan dengan bantuan enzim amilase. Dalam ludah dan dalam cairan yang
dikeluarkan oleh pankreas terdapat amilase yang bekerja terhadap amilum yang
terdapat dalam makanan kita. Oleh enzim amilase, amilum diubah menjadi maltosa
dalam bentuk β maltosa.
b. Glikogen
Seperti amilum glikogen
juga menghasilkan D-glukosa pada proses hidrolisis. Pada tubuh kita glikogen
terdapat dalam hati dan otot. Hati berfungsi tempat pembentukan glikogen dari
glukosa. Apabila kadar glukosa dalam darah bertambah, sebagian diubah menjadi
glikogen sehingga kadar glukosa dalam darah menjadi normal kembali. Glikogen
yang ada dalam otot digunakan sebagai sumber energi untuk melakukan aktivitas
sehari-hari. Dalam alam glikogen terdapat dalam kerang, alga dan tumput laut.
Glikogen yang larut
dalam air dapat diendapkan dengan jalan menambahkan etanol. Endapan terbentuk
apabila dikeringkan berbentuk serbuk putih. Glikogen dapat memutar cahaya terpolarisasi
ke kanan dan mempunyai rotasi 196 derajat. Dengan iodium iodium glikogen
menghasilakan warna merah. Struktur glikogen serupa dengan struktur amilopektin
yaitu merupakan rantai glukosa yang mempunyai cabang.
c. Dekstrin
Pada reaksi hidrolisis
parsial, amilum terpecah menjadi molekul-molekul yang lebih kecil yang dikenal
dengan nama dekstrin. Jadi dekstrin adalah hasil antara proses hidrolisis
amilum sebelum terbentuk maltosa. Tahatahap dalam proses hidrolisis amilum
serta warna yang terjadi pada reaksi dengan iodium adalah sebagai berikut:
Tahap hidrolisis
Warna dengan iodium
Amilum biru
Amilum terlarut biru
Amilodekstrin lembayung
Eritrodekstrin merah
Akrodekstrin tidak
berwarna
Maltosa
Larutan
dekstrin banyak digunakan sebagai bahan perekat.
d. Selulosa
Selulosa terdapat dalam
tumbuhan sebagai bahan pembentuk dinding sel. Serat kapas dapat dikatakan
seluruhnya adalah selulosa. Dalam tubuh kita selulosa tidak dapat dicer
nakan karena kita
memiliki enzim yang dapat menguraikan selulosa. Dengan asam encer tidak dapat
terhidrolisis, tetapi oleh asam dengan konsentrasi tinggi dapat terhidrolisis
menjadi selobiosa dan D-glukosa. Selobiosa adalah suatu disakarida yang terdiri
atas dua molekul glukosa yang berikatan glokosidik antara atom karbon 1 dengan
atom karbon 4.
Meskipun selulosa tidak
dapat digunakan sebagai bahan makanan oleh tubuh, namun selulosa yang terdapat
sebagai serat-serat tumbuhan, sayuran atau buah-buahan, berguna untuk
memperlancar pencernaan makanan. Adanya serat-serat dalam saluran pencernaan,
gerak peristaltik dapat ditingkatkan dan dengan demikian dapat memperlancar
proses pencernaan dan mencegah konstipasi. Tentu saja jumlah serat yang
terdapat dalam bahan makanan tidak boleh terlalu banyak.
e. Mukopolisakarida
Mukopolisakarida adalah
suatu heteropolisakarida, yaitu polisakarida yang terdapat yang terdiri atas
dua jenis derivat monosakarida. Derivat monosakarida yang membentuk
mukopolisakarida tersebut ialah gula amino dan asam uronat. Sebagai contoh asam
hialuronat yang merupakan komponen
jaringan ikat yang terdapat pada otot, terbentuk dari kumpulan unit
N-asetilglukosamina yang berikatan dengan asam glukuronat. Heparin yang
merupakan suatu senyawa yang berfungsi sebagai antikoagulan darah, adalah suatu
mukopolisakarida.